Warga jalan Gatot Suberonto, Kelurahan Sidodadi, Kabupaten Polewali Mandar. Berunjuk rasa menolak pengeoperasian Lembaga Kebersihan Mattapa Wonomulyo. (Foto Asn)
WARTAAMPERAK.COM_POLEWALI MANDAR=== Warga Lingkungan 1, Jalan Gatot Suberanto, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar (Polman) berunjuk rasa dengan meprotes pengoperasian Lembaga Kebersihan Matappa Wonomulyo. Dengan menuntut menghentikan pengoperasian pengakutan dan pengelolaan sampah yang dikelola Lembaga Kebersihan Matappa Wonomulyo. Karena mencemari lingkungan dengan berbau busuk, yang tidak sedang dirasakan warag yang berada disekitar Lembaga Kebersihan Wonomulyo. Senin, 2 Februari 2025.
Warga Lingkungan 1 Jalan Gatot Suberonto, Deby dalam orasinya menyampaikan. Warga sekitar lokasi Lembaga Kebersihan Wonomulyo, Matappa, Induksteri daur ulang plastik dan bahan organik. Di Jalan Gatot Suberonto, Lingkungan Satu, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polman. Melakukan unjuk rasa menolak beroperasian Lembaga Kebersihan Wonomulyo Matappa. Karena sampah yang dikelolanya berdampak pencemarah lingkungan, dengan berbau busuk sampah memasuki rumah warga dan Masjid. Menyebabkan warga terganggu, bahkan banyak Lalat-Lalat berkerumuh pada makanan dan minuman didalam rumahnya.
“Unjuk rasa menolak beroperasian Lembaga Kebersihan Wonomulyo Matappa. Karena sampah yang dikelolanya berdampak pencemarah lingkungan, dengan berbau busuk sampah memasuki rumah warga dan Masjid,” Terangnya.
Disampaikan warga. Saar ini Wlwarga yang telah sampaikan kepada Lembaga Kebersihan Wonomulyo, Matappa. Untuk tidak melanjutkan pengelolaan Wonomulyo, karena menganggu lingkungan dengan berbau sampah. Menyebabkan gangguan kesehatan dan dikhawatirkan juga merusak sumber air bersih pada Sumur-Sumur warga yang ada sekitar Lembanga Kebersihan Matappa.
“Sudah disampaikan untuk menghentikan pengelolaan sampah, sebab sudah menganggu lingkungan dan kesehatan warga. Dan khawatirkan lagi pada tanah berdampak air sumur warga,” Bebernya.
Dilanjutkan warga. Warga meminta Lembaga Kebersihan Matappa, agar memikirkan dampak lingkungan disebabkan bila kelanjutan peroperasian pengelolaan sampah yang ramah lingkungan. Melakukan anailisis dampak lingkungan. Karena sampah yang dikelola yang utamanya sampaj organik berupa sayur-mayur dibuang saja didalam tanah.
“Matappa harus punya analisis dampak lingkungan. Sehingga mengetahui kondisi yang terjadi,” Katanya.
Setelah berunjuk rasa, warga yang dimediasi Lurah Sidodadi dan pihak Lembaga Kebersihan Matappa berdialog. Dimana perwakilah warga, Saktiawan, menyebutkan. Lembaga Kebersihan Matappa Wonomulyo menberikan solusi terhadap pencemarah lingkungan dengan bau busuk dirasakan warga berada sekitar Lembaga Kebersihan Matappa Wonomulyo. Itulah semestinya Lembaga Kebersihan Matappa Wonomulyo, harus mepunyai analisasi dampak lingkungan. Dan mecegah dampak kesehatan warga serta untuk sementara Lembaga Kebersihan Matappa Wonomulyo, menghentikan pengelolaan dengan tidak adanya pengankut sampah mulai 2 Februari 2025.
“Mecegah dampak kesehatan warga serta untuk sementara Lembaga Kebersihan Matappa Wonomulyo, menghentikan pengelolaan dengan tidak adanya pengankut sampah mulai 2 Februari 2025,” Harapanya.
Sementara ituLurah Sidodadi, Abdul Azis Bande, menyatakan. Terkait aduan warga peroperasian Lembaga Kebersihan Wonomulyo Matappa, yang menimbulkan pencemarah lingkungan dengan bau busuk dirasakan warga dan jemaah masjid pada saat ibadah Shalat. Sehingga pengeoperasian ditutup Lembaga Kebersihan Matappa, akan dibahas bersama pengelola Lembaga Kebersihan Matappa, Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten Polman dan warga menolak di Kantor Dinas Lingkungan Hidup Pemerintahan Kabupaten Polman. Pada Selasa, 4 Februari 2025. Pada pukul 09. 00 Waktu Indonesia Tengah, pagi.
“Ditutup Lembaga Kebersihan Matappa, akan dibahas bersama pengelola Lembaga Kebersihan Matappa, Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten Polman dan warga menolak di Kantor Dinas Lingkungan Hidup Pemerintahan Kabupaten Polman. Pada Selasa, 4 Februari 2025,” Harapnya.
(ASN)